Jumat, 03 Desember 2010

Wawancara Guru

Assalamualaikum wr. wb
Saya akan menceritakan hasil wawancara saya ke Ibu Ari Widiastuti. Siang itu, sekitar pukul 10.15, saya dan dan Lintang menemui Bu Ari di ruang media yang sedang mengawasi beberapa anak kelas 11 yang juga berada di ruang media. Pada siang itu Bu Ari sedang tidak mengajar.

Bu Ari adalah guru Bahasa Indonesia di SMA Al-Muslim. Ia sudah 3 tahun mengajar di Al-Muslim. Tahun ini Bu Ari mengajar kelas 11, 12, serta kelas 10A. Bu Ari menuturkan bahwa menjadi guru ada enaknya dan ada enggaknya.

Bu Ari mengatakan ada enaknya karena dari segi manusia, derajat gurulah yang paling tinggi. Derajat guru yang paling tinggi karena gurulah yang mencerdaskan bangsa. Orang bisa menjadi dokter, ilmuwan, arsitek, dan sebagainya karena berkat guru. Dan tidak enaknya karena gajinya sedikit, tanggung jawabnya besar, dan kadang guru tidak dihormati oleh beberapa siswa.

Dari jawaban Bu Ari tadi timbul pertanyaan di benak saya. Mengapa gaji guru di Indonesia sangat sedikit? Padahal gurulah yang mencerdaskan bangsa. Lalu, Bu Ari memberikan nasihat kepada kami agar bisa menjadi anak yang lebih baik, mandiri, dan punya kesadaran akan kewajibannya. Contohnya seperti sholat tanpa disuruh, belajar dengan kemauan sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain, dan lain-lain. Dan dari segi akhlaq, beliau berpesan kepada kami agar bisa bersikap hormat terhadap orang yang lebih tua.

Lalu, beliau juga menceritakan pengalamannya kepada kami. Selama 3 tahun mengajar di Al-Muslim, beliau 3 kali menerima rapot. Di rapot terakhirnya, nilai bidang studi beliau sangat tinggi. Lalu, untuk pengalaman buruknya, beliau bilang Bu Mugi tahu sendiri.

Dari hasil wawancara tersebut, saya harus mengubah diri saya. Saya harus meningkatkan keimanan saya, kemandirian, dan lain-lain. Sekian laporan wawancara dari saya.

Wassalamualaikum wr.wb.

Kamis, 02 Desember 2010

Profil Wirausahawan

Nama :
Bob Sadino
Lahir :
Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1933
Agama :
Islam

Pendidikan :
-SD, Yogyakarta (1947)
-SMP, Jakarta (1950)
-SMA, Jakarta (1953)

Karir :
-Karyawan Unilever (1954-1955)
-Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
-Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
-Dirut PT Boga Catur Rata
-PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
-PT Kem Farms (kebun sayur)

Alamat Rumah:
Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 793981

Alamat Kantor :
Kem Chicks Jalan Bangka Raya 86, Jakarta Selatan Telp: 793618

Bob Sadino (Lampung, 9 Maret 1933), atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.

Sumber : http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/12/biografi-bob-sadino-pengusaha-sukses.html

Entrepreneurship

Pengertian Kewirausahaan
Ada kerancuan istilah antara entrepreneurship, intrapreneurship, dan entrepreneurial, dan entrepreneur.
1. Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk menjembatani antara ilmu dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship meliputi pembentukan perusahaan baru, aktivitas kewirausahaan juga kemampuan managerial yang dibutuhkan seorang entrepreneur.
2. Intrapreneurship didefinisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi yang merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar.
3. Wirausahawan (entrepreneur) didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar daripada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru.
4. Entrepreneurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau berwirausaha.
Pengambilan Keputusan untuk Berwirausaha
Setiap orang memiliki ide untuk berkreasi namun hanya sedikit orang yang tertarik untuk terus melanjutkan sebagai seorang wirausahawan. Berikut ini beberapa paparan yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan untuk berwirausaha:
1. mengubah gaya hidup atau meninggalkan karir yang telah dirintis. Hal ini biasanya dipicu oleh keinginan untuk mengubah keadaan yang statis ataupun mengubah gaya hidupnya karena adanya suatu hal negative yang menimbulkan gangguan.
2. Adanya keinginan untuk membentuk usaha baru. Faktor yang mendukung keinginan ini antara lain adalah budaya juga dukungan dari lingkungan sebaya, keluarga, dan partner kerja. Dalam budaya Amerika dimana menjadi bos bagi diri sendiri lebih dihargai daripada bekerja dengan orang lain. Hal ini lebih memacu seseorang untuk lebih mengembangkan usaha daripada bekerja untuk orang lain. Selain itu, dukungan pemerintah juga menjadi faktor yang tak kalah penting. Dukungan ini dapat terlihat melalui pembangunan infrastruktur, regulasi yang mendukung pembentukan usaha baru, stabilitas ekonomi dan kelancaran komunikasi. Faktor selanjutnya adalah pemahaman terhadap pasar. Tentu saja hal ini menjadi penting terutama dalam meluncurkan produk baru ke pasaran. Selanjutnya adalah peranan dari model yang akan mempengaruhi dan juga memotivasi seorang wirausahawan. Faktor yang terakhir adalah ketersediaan finansial yang akan menunjang usaha.

Peranan Wirausaha dalam Perkembangan Ekonomi
Peranan wirausaha tidak hanya sekedar meningkatkan pendapatan perkapita tapi juga memicu dan mundukung perubahan struktur masyarakat dan bisnis. Dalam hal ini, pemerintah dapat berperan sebagai inovator. Pemerintah akan bergerak sebagi pelindung dalam memasarkan hasil teknologi dan kebutuhan sosial.
Sumber : http://avin.filsafat.ugm.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=20&Itemid=34

Selasa, 30 November 2010

Kata-kata Motivasi

~ Thomas Jefferson
If you want something you’ve never had, you must be willing to do something you’ve never done.
Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan

~Mother Teresa
In this life we cannot always do great things. But we can do small things with great love.
Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar.

~ Japanese Proverb
Vision without execution is a daydream. Execution without vision is a nightmare.
Visi tanpa eksekusi adalah lamunan. Eksekusi tanpa visi adalah mimpi buruk.

~ Paulo Coelho
Life is short. There is no time to leave important words unsaid.
Hidup ini singkat. Tidak ada waktu untuk meninggalkan kata-kata penting tak terkatakan.

~ Walt Disney
The way to get started is to quit talking and begin doing.
Cara memulai adalah dengan berhenti berbicara dan mulai melakukan.

~ Thomas Dewar
Minds are like parachutes – they only function when open.
Pikiran kita ibarat parasut, hanya berfungsi ketika terbuka.

~ Ben Sweetland
Success is a journey, not a destination.
Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir

~ Author Unknown
Blessed are those that can give without remembering and receive without forgetting.
Mereka yang dapat memberi tanpa mengingat, dan menerima tanpa melupakan akan diberkati.



Minggu, 07 November 2010

Leadership Dalam Islam

Kepemimpinan Islam
Persoalan adanya reaksi terhadap kepemimpinan umat manusia sebagai khalifah Allah di atas bumi ini, menurut saya merupakan persoalan yang sudah ada semenjak Allah ingin menjadikan anak cucu Adam as. sebagai kalifahNya di bumi ini. Ada dua jenis reaksi yang muncul yang dapat kita lihat berdasarkan petunjuk yang kita dapatkan dalam ayat-ayat Allah. Pertama, bentuk reaksi yang muncul yang diwakili oleh para malaikat. Malaikat sempat protes kepada Allah, karena sangsi akan kemampuan manusia dalam mengemban amanah tersebut. Kedua, adalah reaksi penolakan yang diperlihatkan iblis ketika Allah memerintahkannya untuk sujud kepada Adam as. Ada perbedaan mendasar yang melatarbelakangi ke dua reaksi tersebut. Keraguan malaikat dilatarbelakangi oleh keterbatasan pengetahuannya tentang kemampuan atau kualitas-kualitas yang dimiliki oleh manusia. Baru setelah Adam menjelaskan “nama-nama” kepada malaikat sebagaimana diperintahkan Allah, sadarlah malaikat dan akhirnya menerima sepenuhnya ke khalifahan Adam tanpa keraguan lagi. Kemampuan Adam untuk menjelaskan tentang nama-nama ini menunjukkan kualitas potensi jiwa dan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang khalifah yang mewujud secara nyata ke dalam dirinya dalam rangka mengemban tugasnya di bumi ini. Berbeda dengan malaikat, iblis karena sombongnya, merasa bahwa dirinya lebih memilki kualitas dan kemampuan untuk mengemban amanah tersebut. Dibalik itu iblis juga menyembunyikan kedengkiannya kepada Adam, karena Allah meletakkan kekhalifan kepada Adam dan bukan kepada dirinya, padahal selama ini ia telah menunjukkan ketekenunnya bertasbih dan memuji kepada Allah. Iblis akhirnya terus meneguhkan sikap penolakannya, tidak mau bertobat dan bahkan memproklamirkan kebulatan tekadnya untuk menyesatkan manusia. Apa yang ingin saya sampaikan dibalik peristiwa tersebut adalah, bahwa persoalan Khalifah Allah, adalah persoalan yang menjadi kewenangan mutlak Allah. Sosok Khalifah adalah sosok manusia yang dipilih dan ditunjuk oleh Allah, seorang utusan Allah, dengan kualitas-kualitas & kemampuan yang dapat ia buktikan dan ia tunjukkan berkaitan dengan “nama-nama”, sehingga umat manusia dapat menyaksikannya. Penunjukkan Allah kepada Adam as. sebagai khalifah di bumi ini beserta kualitas-kualitas yang merupakan syarat mutlak bagi keberadaan seorang khalifah, sesungguhnya merupakan “benang emas” sebuah ketetapan bagi kelangsungan dan keharusan keberadaan seorang khalifah/imam setelah terhentinya pengutusan Nabi dan Rasul. Ketetapan disini tidak terbatas pada persyaratan kualitas yang harus dimiliki, tetapi lebih dari itu menunjuk kepada jati diri mereka yang memang dipilih dan ditunjuk untuk itu. Ibarat dua sisi pada satu mata uang. Dalam sejarah umat islam, persoalan khalifah/imam ini memunculkan dua keyakinan yang berbeda. Dan karena persoalan inilah sepertinya umat islam sulit untuk bersatu.


Kewajiban Mengangkat Khalifah
Sampai saat ini, perjalanan dakwah sering dihadapkan pada berbagai tantangan, rintangan, kendala, bahkan tuduhan keji dan fitnah dari pihak Barat kafir, rezim penguasa sekular, maupun dari kalangan Muslim sendiri. Tampaknya, benih kebangkitan Islam yang kian menyebar telah membuat musuh-musuh Islam juga gencar dalam menancapkan makar-makar sesat untuk membendung laju kebangkitan umat ini. Pihak Barat yang kafir itu tahu bahwa umat ini hanya akan bangkit ketika umat bersatu padu dalam sebuah institusi Daulah Khilafah yang menjamin langgengnya kehidupan Islam. Potensi ini akan terus mereka tutupi agar orang Muslim semakin menjauh dari metode kebangkitan ini. Berbagai fitnahan pun terlontar dari Barat yang kafir, mulai dari pelabelan teroris bagi pengemban dakwah sampai menebarkan racun pemikiran ke tubuh kaum Muslimin berupa paham demokrasi, HAM, liberalesme, gender dan nasionalisme. Bahkan mereka acapkali pula menyerang negara lain dengan kekuatan militer yang menjadi legal di atas jargon yang seolah tampak manis ini. Celakanya, tantangan dan rintangan dalam menghambat derap langkah perjuangan dakwah juga muncul dari kalangan Islam sendiri. Tantangan, rintangan, kendala, bahkan fitnahan dari Barat kafir terhadap perjuangan dakwah lebih disebabkan oleh ketakutan mereka terhadap kebangkitan ideologi Islam dan tegaknya kembali Daulah Khilafah Islamiyah yang akan mengancam eksistensi mereka di masa depan. Sedangkan rintangan dan fitnahan dari kalangan Islam sendiri lebih disebabkan antara lain karena kesalahpahaman akibat tidak sepenuhnya mendalami arti pentingnya eksistensi Daulah Khilafah Islamiyah bagi kaum Muslim. Dan atau disebabkan pula oleh kedengkian mereka terhadap para pengemban dakwah yang akan mengancam kekuasaan penguasa yang selama ini tidak berlandaskan Islam, walaupun mereka juga Muslim. Karena itu, tulisan ini akan mengulas sebuah hadis riwayat Muslim yang mengkhabarkan betapa wajibnya kaum Muslimin untuk mengangkat seorang Khalifah. Sehingga kita semakin memahami urgensi institusi Daulah Khilafah Islamiyah yang kian mendesak untuk kita wujudkan. Berikut saya nukilkan sebuah artikel Yahya Abdurrahman yang berjudul ”Kewajiban Mengangkat Khalifah”. Semoga pemaparan ini semakin menumbuhkan motivasi juang kita untuk berupaya melaksanakan kewajiban agung ini. InsyaAllah! Untuk melihat artikel yang telah saya sarikan tersebut, Antum rahimakumullah dapat meniliknya di salah satu postingan blog saya yang berjudul ”Kewajiban Mengangkat Khalifah” di http://frenky.web.ugm.ac.id/. Semoga bermanfaat! :wink:



Keharusan adanya kalifah atau imam atau “ulil amri” bagi ummat islam, memang sama-sama sudah kita ketahui. dan ummat islam diwajibkan untuk mentaati-nya. Al Qur’an menyatakan, “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan Ulil Amri di antara kamu ...”. Uli di sini bukan menunjuk kepada seluruh ummat islam, tetapi sebagian dari ummat islam yang memiliki kualifikasi atau memenuhi persyaratan sebagai seorang pemimpin atau imam. Jadi, memang ada sebagian dari ummat islam yang memperoleh mandat dari Allah, untuk menduduki posisi sebagai pemimpin ummat atau imam. Adalah kewajiban Allah untuk menjamin keberadaan dan kelangsungan seorang imam, karena Allah telah mewajibkan bagi ummat islam untuk memberikan ketaatan kepada Imam tersebut. Al Qur’an juga memberikan ciri-ciri yang jelas menyangkut kualitas seorang Imam, sehingga ketaatan hanya diberikan kepada sosok Imam yang benar-benar memiliki kualitas-kualitas yang dijelaskan tersebut. Tidak mungkin kita memberikan ketaatan kepada sesuatu yang menyesatkan, kebodohan, kezaliman atau tidak mengindahkan syari’at, sebagaimana pula tidak mungkin kondisi-kondisi tersebut terdapat dalam sosok Imam. Selain itu, kehadiran sosok Imam merupakan suatu keharusan, karena di tangan Imam-lah, dapat terbina tatanan masyarakat dan tatanan kehidupan yang dibimbing dan dipagari oleh syari’at. Tetapi sebagaimana yang disinggung oleh sdr. Tehrani, keharusan adanya sosok Imam yang memiliki kewenangan dalam mengatur persoalan-persoalan ummat islam, membimbing dan mengarahkan ummat agar berjalan di atas jalan hidup sesungguhnya sebagaimana yang digariskan oleh Allah, telah membagi ummat islam ke dalam dua kelompok besar yang memiliki keyakinan yang berbeda menyangkut siapa yang berhak dan lewat cara bagaimana seseorang memperoleh keabsahannya sebagai Imam. Saudara kita dari mazhab Syi’i, meyakini bahwa kedudukan Imam, adalah persoalan yang menjadi hak sebagian anggota keluarga di antara keluarga Nabi (Ahlul Bait), yang penunjukkannya didasarkan kepada ketetapan Ayat dan lewat jalan wasiat secara berantai. Syi’ah menyakini bahwa hak Imam ada pada Ali Bin Abi Thalib, dan seterusnya sampai imam yang terakhir atau yang ke-12. Untuk mendalami masalah ini, kita bisa membaca buku karangan Ali Syari’ati, “Ummah dan Imamah” (penerbit, Mizan). Sedangkan ummat islam dari golongan Sunni meyakini bahwa kedudukan Imam diperoleh melalui jalan pemilihan dan pengangkatan dengan merujuk kepada peristiwa sejarah di Saqifah, setelah wafatnya Nabi saw. Baik Syi’ah maupun Sunni, mengemukakan dalil syar’i dan argumentasi akal versi mereka masing-masing untuk menjelaskan apa yang mereka yakini tersebut. Perbedaan keyakinan terhadap persoalan ini yang hingga sekarang ini, yang menurut saya, memustahilkan ummat islam untuk bersatu di bawah satu kepemimpinan. Penjelasan singkat sdr. Tehrani mengenai keberadaan kalifah dengan melihat saat pertama kali, Allah hendak menempatkan kalifah di muka bumi ini, bisa saja menjadi titik terang untuk lebih dapat mengungkap bagaimana sebenarnya petunjuk wahyu dan petunjuk Nabi saw. di dalam mendudukkan persoalan kalifah atau imamah ini. Bagi saya, sementara ini, penjelasan yang paling masuk akal mengenai konsep imamah versi syi’ah yang dapat saya terima adalah pandangan Ali Syari’ati dalam buku karangannya “Ummah dan Imamah”. Di samping itu dalam pemahaman saya sekarang ini, kualifikasi pengetahuan akan “nama-nama” sebagai persyaratan paling utama bagi seorang kalifah, yang merujuk kepada melekatnya manifestasi nama-nama, sifat-sifat dan perbuatan Allah dalam diri seorang kalifah, begitu pula penguasaan ilmu dan pengetahuan yang merupakan manifestasi dari nama-nama Allah, bukanlah kualifikasi yang dapat dimiliki oleh setiap muslim secara umum, tetapi lebih kepada orang-orang pilihan yang memang dikehendaki Allah, sebagaimana berlaku pada Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul. Dan setiap muslim-pun mengakui, terlepas apakah ia dari mazhab Syi’ah atau Sunni, bahwa Ali bin Abi Thalib pada saat setelah Nabi wafat, adalah orang yang paling mengetahui rahasia-rahasia wahyu, paling zuhud, paling menjaga diri dan hatinya dari keburukan, paling tinggi ilmunya, sehingga Nabi mengatakan, “Aku adalah kota ilmu, sedang Ali adalah pintunya. Barangsiapa yang ingin masuk ke dalam kota, maka harus melalui pintunya”. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nabi mengatakan, “Ikutilah cara-caraku dan cara-cara kalifah-kalifah yang lurus dan terpimpin”. Yang menjadi pertanyaan kita, adakah pada saat itu, seseorang yang dapat menandingi Ali dalam hal kelurusannya dan keterpimpinannya?, sementara Nabi telah mengatakan, “barangsiapa yang ingin masuk ke dalam kota ilmu, maka harus melalui pintunya”. Dialah Ali bin Bin Thalib, dan bukan yang lain. Pada saat setelah Nabi saw. wafat, maka kaum muslimpun bereaksi sebagaimana reaksi yang ditunjukkan oleh Malaikat dan Iblis ketika Allah hendak menempatkan Adam sebagai kalifah di bumi. Selebihnya, mereka mengikuti apa yang mereka tidak mengetahui ilmunya.

Sumber :http://kitasatu.16.forumer.com

Sabtu, 14 Agustus 2010

7 Keterampilan memimpin


. Mengenal Diri: Ilmu yang mempelajari bagaimana mengenal diri sebagai mahkluk Allah juga mengenal penciptanya dan Makhluk - Makhluknya...

. Komunikasi : Ilmu yang mempelajari bagaimana berkomunikasi dengan sesama makhluk dan makhluk lainnya baik secara verbal atau non verbal.

. Menyatu Dengan Yang Lain : Ilmu yang mempelajari bagaimana cara untuk dapat diterima dan dipercaya oleh makhluk Allah.

. Belajar Untuk Belajar : Ilmu yang mempelajari proses cara belajar yang baik untuk kita sendiri agar kondusif dan dapat dikuasai secara maksimal.

. Membuat Keputusan : Ilmu yang mempelajari bagaimana langkah langkah mengambil keputusan untuk menyelesaikan suatu masalahh.

. Mengatur : Ilmu yang mempelajari bagaimana mengatur baik diri sendiri ataupun orang lain.

. Bekerja Dalam Kelompok : Ilmu yang mempelajari bagaimana menempatkan diri kita sendiri dalam sebuah kelompok agar tujuan dapat tercapai.

Cara mengembangkan keterampilan kepemimpinan (leadership)


  1. Rendah hati. Banyak orang yang mendapatkan kekuasaan, dan mereka begitu saja melepaskannya. Sebagai pemimpin, pekerjaan Anda adalah memimpin. Anda tidak bisa melakukannya jika menurut Anda posisi Anda diatas orang lain.
  2. Menentukan tujuan. Dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin. Banyak orang yang menentukan tujuan dan didalam perjalanannya, mereka kehilangan arah. Ini biasanya dikarenakan menentukan tujuan yang tidak bisa dicapai. Tentukan tujuan yang bisa diraih sehingga tidak berakhir dengan kekecewaan.
  3. Berusaha keras untuk mencapai yang terbaik. Untuk menjadi pemimpin yang besar, Anda tidak bisa berleha-leha dengan kehidupan Anda, Anda harus berusaha keras untuk melakukan segala sesuatunya dengan yang terbaik.
  4. Mempertahankan posisi Anda. Seorang pemimpin memerlukan reputasi yang menonjol. Ketika seseorang mendengar namanya, maka akan mengaitkanya dengan pekerjaan besar yang pernah dilakukannya, atau bagaimana mereka bisa mengelola sesuatu.
  5. Belajar dari kesalahan. Mereka belajar dari kesalahan dan merubahnya menjadi sesuatu yang produktif. Ini harus dilakukan atau jika tidak Anda akan berputar-putar di masalah yang sama.
  6. Berpikiran terbuka. Orang-orang disekitar Anda mungkin memiliki sesuatu untuk dikontribusikan dan dengan berpikiran terbuka Anda akan memiliki peluang yang tidak terbatas.
  7. Percaya diri.Anda tidak bisa berharap orang lain percaya pada Anda jika Anda tidak percaya pada diri sendiri. Percaya diri tidak membuat Anda lebih baik dari orang lain, ini hanya menunjukkan Anda memiliki kelas dan karakter.
  8. Memberi. Bersedia untuk memberi. Jika Anda melakukan ini, makin banyak orang yang bersedia melakukan sesuatu tanpa mengeluh.
  9. Memenuhi janji. Jika Anda bilang akan melakukan sesuatu, pastikan Anda melakukannya.
  10. Mendengarkan. Anda harus mau mendengarkan dan memahami apa yang dirasakan sekitar Anda. Mungkin Anda pemimpinnya, tapi perasaan mereka sama pentingnya seperti Anda.

Oleh: Robin Trehan

Sumber: www.articlebase.com

Dasar pemikiran pentingnya kepemimpinan (leadership) menurut islam

Pemimpin dan kepemimpinan merupakan persoalan keseharian dalam kehidupan bermasyarakat, berorganisasi / berusaha, berbangsa dan bernegara. Kemajuan dan kemunduran masyarakat, organisasi, usaha, bangsa dan megara antara lain dipengaruhi oleh para pemimpinnya. Oleh karena itu sejumlah teori tentang pemimpin dan kepemimpinanpun bermunculan dan kian berkembang.

Islam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, telah meletakkan persoalan pemimpin dan kepemimpinan sebagai salah satu persoalan pokok dalam ajarannya.
Beberapa pedoman atau panduan telah digariskan untuk melahirkan kepemimpinan yang diridai Allah swt, yang membawa kemaslahatan, menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat kelak.

Sejarah Islam telah membuktikan pentingnya masalah kepemimpinan ini setelah wafatnya Baginda Rasul. Para sahabat telah memberi penekanan dan keutamaan dalam melantik pengganti beliau dalam memimpin umat Islam. Umat Islam tidak seharusnya dibiarkan tanpa pemimpin. Sayyidina Umar R.A pernah berkata, “Tiada Islam tanpa jamaah, tiada jamaah tanpa kepemimpinan dan tiada kepemimpinan tanpa taat”.

Pentingnya pemimpin dan kepemimpinan ini perlu dipahami dan dihayati oleh setiap umat Islam di negeri yang mayoritas warganya beragama Islam ini, meskipun Indonesia bukanlah negara Islam.

Ayat-Ayat Tentang Kepemimpinan

Allah SWT telah memberi tahu kepada manusia, tentang pentingnya kepemimpinan dalam islam, sebagaimana dalam Al-Quran kita menemukan banyak ayat yang berkaitan dengan masalah kepemimpinan.

Mari kita simak dan tadaburi diantaranya! Firman Allah SWT:

· وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ(البقرة:30(

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Al Baqarah: 30)

Ayat ini mengisyaratkan bahwa khalifah (pemimpin) adalah pemegang mandat Allah SWT untuk mengemban amanah dan kepemimpinana langit di muka bumi. Ingat komunitas malaikat pernah memprotes terhadap kekhalifahan manusia dimuka bumi.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاًً(النساء:59)

” Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah SWT dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah SWT (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An-Nisa: 59)

Ayat ini menunjukan ketaatan kepada ulil amri (pemimpin) harus dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT dan rasulnya.

Yahya (2004:14) mengkaji ayat ini dengan berpendapat bahwa Kata “al-amr” dalam ayat itu artinya: urusan, persoalan, masalah, perintah. Ini menunjukan bahwa pemimpin itu tugas utamanya dan kesibukan sehari-harinya yaitu mengurus persoalan rakyatnya, menyelesaikan problematika dan masalah yang terjadi ditengah tengah masyarakat serta memiliki wewenang mengatur, memenej dan menyuruh bawahan dan rakyat.

Kata minkum menurut Yahya (2004:14) yang berarti diantara kalian, mengisyaratkan bahwa pemimpin suatu masyarakat lahir dan muncul dari masyarakat itu sendiri. Pemimpin merupakan cermin masyarakat yang dipimpinnya serta ia selalu dekat dan bersama dengan masyarakatnya dalam suka maupun duka.

Periodesasi Kepemimpinan Menurut Rasulullah SAW

Rasulullah SAW bersabda:

” akan terjadi diantara kalian kepemimpinan nabi, kemudian kepemimpinan khalifah, kemudian kepemimpinan raja yang yang menggigit (reprensif) kemudian kepemimpinan raja yang dictator, kemudian kepemimpinan khilafah yang berjalan sesuai dengan manhaj kenabian” (HR Ahmad Dari Hudzaifah)

Hadits ini dikuatkan oleh firman Allah SWT

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ(55)

“Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya.” (Qs An Nuur :55)

Hadits diatas mengisyaratkan bahwa uamt islam akan melalui lima periode atu model kepemimpinan secara berkesinambungan dan bergantian hingga hari akhir tiba. Yahya (2004:53) mengatakan bahwa Kelima periode yang dimaksud ialah:

1) Kepemimpinan Nabi : periode ini berlangsung ± 23 tahun, yaitu dari sejak diangkatnya Rasul SAW sebagai nabi dan rasul hingga wafatnya.

2) Kepemimpinan Khalifah yang berjalan sesuai dengan manhaj kenabian. Periode ini adalah periode Al-Khulafaur Ar-Rosyidiin. Berlangsung kurang lebih 40 tahun yaitu sejak diangkatnya Abu Bakar sebagai khalifah hingga wafatnya Ali Bin Abi Thalib

3) Kepemimpinan Raja Yang Menggigit: raja yang menggigit berarti raja yang secara formalitas keagamaan masih berpegang teguh pada symbol-symbol Islam, Al Quran dan Sunah namun pada pelaksanaannya sudah jauh melenceng dari nilai-nilai Islam itu sendiri. Disini kata menggigit berarti berpegang teguh. Raja yang menggigit berarti juga bahwa raja tersebut buas dan kejam terhadap rakyat nya. Gigitannya menyakitkan rakyat. Wallahu a’lam, periode raja yang menggigit ini berlangsung kurang lebih 14 abad, yaitu dari sejak wafatnya khalifah ali sampai runtuhnya kekhalifahan turki usmani (ottoman) pada tahun 1924.

4) Kepemimpinan Raja Yang Diktator. periode ini berlangsung sejak runtuhnya Kekhalifahan Turki Usmani hingga sekarang dan entah kapan berakhirnya hanya Allah SWT yang tahu.

5) Kepemimpinan Khalifah Yang Berjalan Sesuai Dengan Manhaj Kenabian. Periode ini insya Allah akan mengulangi kembali sistim kepemimpinan Al-Khulafaur Rosyidin, kita tidak tahu kapan waktunya. Namun kita yakin bahwa prediksi dari rasul pasti benar dan akan terjadi.

5 Pendapat Definisi Kepemimpinan (Leadership)

1. Ordway Tead (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.

2. Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.

3. Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.

4. Hemhill & Coon (1995)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).

5. William G.Scott (1962)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Minggu, 01 Agustus 2010

Perkenalan Singkat

Assalamualaikum wr. wb.

Okay,so this is my first blog post. Nama Lengkapku Fadhil Ahmad Ghiffary, lahir 10 November 1995 , setelah shalat jum'at(kayaknya). Golongan darah O (emang penting ya?). Sekarang Tinggal di Perum. Graha Harapan Blok E4/17. Hobi maen game(console,arcade,pc,text-based,flash game,dll), baca komik/manga(kebanyakan scanlation), nonton kartun n anime(genre comedy,action,mecha), gambar manga, males-malesan, menyendiri, ngeliatin pohon, manjat pohon, denger musik, browsing, bertingkah konyol klo lagi dirumah, mmmm apa lagi ya ?
Udah ah segitu aj. Komik favoritku karyanya Kak Is Yuniarto(Garudayana), Galang Tirtakusuma(Hopper,Garudaboi), Masashi Kishimoto(Naruto), Hiro Mashima(Fairy Tail), dan masih banyak lagi. Anime n kartun Favoritku Gundam Seed, Eyeshield 21, Sponge Bob Square Pants, Digimon, Digi Charat, K-ON!, Inazuma Eleven, dll. Klo game favorit : HAMPIR SEMUA GAME RPG(Terutama Kingdom Hearts). Oke, sekian perkenalan yang sepertinya tidak penting sama sekali ini. Maaf Klo kurang narsis ato kurang konyol.

Wassalamualaikum wr. wb.